Minggu, 08 Mei 2011

“Mengenal Kalangkala, Buah Khas Pulau Kalimantan”

Hai sobat semua.... 
Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang buah yang bernama buah Kalangkala. Hmm… mumpung pohon kalangkala di belakang rumah saya sedang berbuah, jadi saya tertarik untuk mereview tentang buah kalangkala ini. Ada sekitar 6 pohon kalangkala di  sekitar halaman rumah saya. Dan beberapa di antaranya kini sedang berbuah.


Image 1. Penampakan Pohon kalangkala




Image 2. Buah Kalangkala (Masih mentah)

Buah Kalangkala ini merupakan salah satu buah yang menjadi kekayaan alam bumi Kalimantan yang termasuk buah langka. Mungkin buah ini tidak cukup familiar di telinga anak muda sekarang. Apalagi mereka yang merupakan masyarakat pendatang atau anak yang lahir di perkotaan.

Di dalam klasifikasi tumbuhan, Kalangkala tergolong ke dalam divisio Spermatophyta (Tumbuhan biji), Sub Divisio Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup), Klas Dicotyledoneae (Tumbuhan berkeping dua). Tanaman ini tergolong kedalam tanaman keras/tahunan (paranual), berupa pohon (arbor), tinggi 10 – 20 m. Percabangan jarang tidak terlalu rapat. Daun tunggal, besar, bentuk memanjang. Buah berbentuk bulat, kulit buah lunak, separoh buah ditutup oleh kelopak buah yang keras berwarna hijau. Kulit buah muda hijau, berangsur-angsur merah kalau matang. Daging buah lunak, berwarna putih. Biji berbentuk bundar, keras berwarna coklat.



Image 3. Buah Kalangkala baru dipetik

Walaupun pohon kalangkala ini berbatang besar kalau sudah tua, tapi batangnya ternyata rapuh terutama pada dahannya. Saya terus terang takut juga kalau manjat dan menjejakkan kaki saya di dahan dan cabang pohon kalangkala ini.

Memetik buah kalangkala haruslah dalam keadaan buah sudah cukup tua. Biasanya warnanya hijau agak kemerahan. Kemudian diperam. Biasanya satu sampai dua malam juga sudah masak dan siap untuk diolah sebagai pelengkap hidangan makan.


 Image 4. Buah kalangkala yang akan diperam.

 
Pada dasarnya pohon kalangkala ini tumbuh secara liar. Kalangkala memang buah hutan yang kerap menjadi santapan burung enggang, monyet, musang dan lainnya, namun oleh masyarakat Kalimantan dijadikan sayur yang disajikan bersama nasi. Sebagai hidangan pelengkap, kalangkala tentu memiliki cita rasa tersendiri bagi penikmatnya. Walau tumbuh liar, kalangkala masih dapat ditemui di pasar-pasar tradisional. Namun, seperti buah-buahan pada umumnya, kalangkala berbuah secara musiman. Sehingga hanya dapat ditemui pada waktu-waktu tertentu saja.

Buah kalangkala ini biasanya sangat enak sebagai teman makan nasi. Untuk menyantap buah kalangkala ini harus diolah dulu. Cara mengolahnya sangat sederhana. Kalangkala dicuci hingga bersih. Kemudian cukup merendamnya dengan air hangat (80 derajat celcius) dan taburi sedikit garam. Rendam minimal selama satu jam sebelum dihidangkan. Warna daging yang tadinya hijau akan berubah merah muda saat matang. Dengan demikian kalangkala sudah bisa dinikmati.


Image 5. Buah kalangkala yang sudah direndam dan siap untuk disajikan

Biasanya buah kalangkala dihidangkan dalam piring bersama potongan bawang putih dan merah yang diberi sedikit garam, terasi dan air. Bila suka, terkadang ditambahkan potongan cabai dan ikan asin yang dilumatkan (penyet) dalam piring tersebut.

Cita rasanya gurih dengan sedikit rasa masam dan gurih mirip buah alpukat. Rasa asin dari garam tentu menambah semarak rasa kalangkala. Sudah barang tentu dari cita rasa inilah orang-orang terdahulu gemar mengkonsumsi kalangkala.

Hingga saat ini belum ada penelitian yang mengungkapkan kandungan gizi buah kalangkala ini, namun dari aroma dan rasanya yang mirip buah alpukat, diyakini buah ini memiliki kandungan lemak yang baik untuk tubuh dan memiliki protein yang tinggi.

Bagi sobat Abde yang pengen “manjaruk” kalangkala, ini ada resep bagaimana cara menjaruk kalangkala (dalam bahasa Banjar):

Cara manjaruk kalangkala:

Bahan-bahannya:
 15 bigi kalangkala
banyu masak nang dingin 1 1/2 galas
uyah sacukupnya
gula pasir sacukupnya

Cara manjaruknya: Banyu masak dingin masukkakan uyah,gula pasir lalu masuk
kakan kalangkala nang sudah dipupuli tangkainya ka dalam
banyu tadi. tutupi wadahnya.lalu simpan, kaina disajiakan
gasan makan siang.

*Semoga Bermanfaat*